Anggota Kelompok :
1. Rela Religia A
2. Rima Sundari
3. Ririn Puji A.
4. Risti Intan P.
TURBIDIMETER
Turbidimeter
merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai
perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas
cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika
kondisi-kondisi lainnya konstan. Turbidimeter merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk
mengetahui atau mengukur tingkat kekeruhan air.
Standar pengukuran Kekeruhan dimulai tahun 1970-an ketika
nephelometric turbidimeter dikembangkan yang menentukan kekeruhan dengan
cahaya. tersebar di sebuah sudut 90E dari balok insiden). Sebuah sudut deteksi
90E adalah dianggap paling sensitif terhadap variasi dalam ukuran partikel.
Nephelometry telah diadopsi oleh Standard Metode sebagai cara pilihan untuk
mengukur kekeruhan karena metode's sensitivitas, presisi, dan penerapan atas
berbagai ukuran partikel dan konsentrasi. Metode nephelometric dikalibrasi
menggunakan suspensi formazin polimer seperti bahwa nilai dari 40 unit
nephelometric (NTU) adalah kira-kira sama dengan 40.
Prinsip umum
dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai suatu partikel ada
yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang diteruskan digunakan
sebagai dasar pengukuran(Day and Underwood, 2002).
METODE DAN JENIS TURBIDIMETER
Metode pengukuran turbiditas dapat
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :
1.
Pengukuran perbandingan intensitas
cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang
2.
Pengukuran efek ekstingsi, yaitu
kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh.
3.
Instrumen pengukur perbandingan
Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur
secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan
larutan standar.
Ada tiga jenis turbidimeters umum yang dipakai sekarang. Ada
yang disebut sebagai bench top, portable, and on-line instruments. Bench top
dan portabel turbidimeters Bench digunakan untuk menganalisa sampel ambil atas
unit Bench biasanya digunakan sebagai laboratorium stasioner instrumen dan
tidak dimaksudkan untuk menjadi portabel. On-line instrumen biasanya dipasang
di lapangan dan terus menerus menganalisa aliran sampel tumpah off dari proses
unit. sampling Pengukuran dengan unit-unit ini membutuhkan kepatuhan yang ketat
untuk pabrik sampling prosedur untuk mengurangi kesalahan dari gelas kotor,
udara dalam gelembung sampel, dan partikel yang menetap. Penggunaan alat
turbidimeter ini yaitu menyimpan sampel dan standar pada botol kecil/botol
sampel. Sebelum alat digunakan terlebih dahulu harus diset, dimana angka yang
tertera pada layar harus 0 atau dalam keadaan netral, kemudian melakukan
pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol
pengatur hingga nilai yang tertera pada layar pada turbidimeter sesuai dengan
nilai standar. Setelah itu sampel dimasukan pada tempat pengukuran sampel yang
ada pada turbidimeter, hasilnya dapat langsung dibaca skala pengukuran
kekeruhan tertera pada layar dengan jelas. Akan tetapi pengukuran sampel harus
dilakukan sebanyak 3 kali dengan menekan tombol pengulangan pengukuran untuk
setiap pengulangan agar pengukuran tepat atau valid, dan hasilnya langsung
dirata-ratakan
LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memasangkan/menyambungkan turbidimeter dengan sumber listrik, diamkan selama 15 menit
3. Larutan
standar diletakan pada tempat sample yang ada dalam turbidimeter, lalu
melakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara
memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar pada
turbidimeter sesuai dengan nilai standar
4. Sample dimasukan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada turbidimeter
5. Membaca
skala pengukuran kekeruhan (pengukuran dilakukan 3 kali dengan menekan
tombol pengulangan pengukuran untuk setiap pengulangan).
pH METER
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala
0 sampai 14. Istilah pH berasal dari “p” lambang matematika dari
negatif logaritma, dan “H” lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi
yang formal tentang pH adalah negatif logaritma dari aktivitas ion
Hidrogen. Yang dapat dinyatakan dengan persamaan:
pH = – log [H+]
pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat
keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen. Jika
konsentrasi [H+] lebih besar daripada [OH-], maka material tersebut
bersifat asam, yaitu nilai pH kurang dari 7. Jika konsentrasi [OH-]
lebih besar daripada [H+], maka material tersebut bersifat basa, yaitu
dengan nilai pH lebih dari 7.
Pengukuran pH secara kasar dapat
menggunakan kertas indicator pH dengan mengamati perubahan warna pada
level pH yang bervariasi. Indicator ini mempunyai keterbatasan pada
tingkat akurasi pengukuran dan dapat terjadi kesalahan pembacaan warna
yang disebabkan larutan sampel yang berwarna ataupun keruh.
Pengukuran
pH yang lebih akurat biasa dilakukan dengan menggunakan pH meter.
Sistem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran
pH, elektroda referensi, dan alat pengukur impedansi tinggi.
Pengertia pH meter
Alat untuk mengukur derajat keasaman.
Sejarah pengukuran pH
Sejarah pengukuran pH suatu larutan dengan menggunakan pH meter
sistem elektrik dimulai pada tahun 1906 ketika Max Cremer dalam sebuah
penelitiannya menemukan adanya interaksi dari aktivitas ion hidrogen
yang dihubungkan dengan suatu sel akan menghasilkan tegangan listrik.
Dia menggunakan gelembung kaca yang tipis yang diisi dengan suatu
larutan dan dimasukan kedalam larutan yang lain dan ternyata
menghasilkan tegangan listrik. Gagasan ini kemudian dikembangkan oleh
Firtz Haber dan Zygmunt Klemsiewcz yang menemukan bahwa tegangan yang
dihasilkan oleh gelembung kaca tersebut merupakan suatu fungsi
logaritmis.
pH meter untuk penggunaan komersial pertama kali
diproduksi oleh Radiometer pada tahun 1936 di Denmark dan Arnold Orville
Beckman dari Amerika Serikat. Penemuan tersebut dilakukan ketika
Beckman menjadi asisten professor kimia di California Institute of
Technology, dia mengatakan untuk mendapatkan metoda yang cepat dan
akurat untuk pengukuran asam dari jus lemon yang diproduksi oleh
California Fruit Growers Exchange (Sunkist). Hasil penemuannya tersebut
membawa dia untuk mendirikan Beckman Instruments Company (sekarang
Beckman Coulter).
PRINSIP KERJA pH METER
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam
elektroda gelas (membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan
yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini
dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan
ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda gelas
tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau
diistilahkan dengan potential of hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit
elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat
tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.
Skema Elektrode pH meter
pH meter akan mengukur potensial listrik (pada gambar alirannya
searah jarum jam) antara merkuri Cloride (HgCl) pada elektroda
pembanding dan potassium chloride (KCl) yang merupakan larutan didalam
gelas electrode serta potensial antara larutan dan elektroda perak.
Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda
gelas dapat berubah tergantung sampelnya, oleh karena itu perlu
dilakukan kalibrasi dengan menggunkan larutan yang equivalen yang lainya
untuk menetapkan nilai dari pH.
Elektroda pembanding calomel terdiri
dari tabung gelas yang berisi potassium kloride (KCl) yang merupakan
elektrolit yang mana terjadi kontak dengan mercuri chloride (HgCl)
diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk
menghubungkannya digunakan keramik berpori atau bahan sejenisnya.
Elektroda semacam ini tidak mudah terkontaminasi oleh logam dan unsur
natrium.
Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh yang
tersambung dengan gelembung kaca tipis yang. Didalamnya terdapat larutan
KCl sebagai buffer pH 7. Elektroda perak yang ujungnya merupakan perak
kloride (AgCl2) dihubungkan kedalam larutan tersebut. Untuk
meminimalisir pengaruh electric yang gak diinginkan, alat tersebut
dilindungi oleh suatu lapisan kertas pelindung yang biasanya terdapat
dibagian dalam elektroda gelas.
Pada kebanyakan pH meter modern sudah
dilengkapi dengan thermistor temperature yaitu suatu alat untuk
mengkoreksi pengaruh temperature. Antara elektroda pembanding dengan
elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan.
1. a sensing part of electrode, a bulb made from a specific glass
2. sometimes the electrode contains a small amount of AgCl precipitate inside the glass electrode
3. internal solution, usually 0.1M HCl for pH electrodes or 0.1M MeCl for pMe electrodes
4. internal electrode, usually
silver chloride electrode or
calomel electrode
5. body of electrode, made from non-conductive glass or plastics.
6. reference electrode, usually the same type as 4
7. junction with studied solution, usually made from
ceramics or capillary with
asbestos or quartz fiber.
CARA PENGGUNAAN
- Kalibrasi
Sebelum pH meter digunakan, pH
meter harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunkan standar pH
atau sering disebut buffer pH. Standard pH adalah larutan yang nilai
pH-nya telah diketahui pada setiap perubahan suhu. Standar pH merupakan
larutan buffer pH (penyangga pH) dimana nilainya relative konstan dan
tidak mudah berubah.
Urutan kerja kalibrasi pH meter adalah :
1. Siapkan buffer pH 7 dan buffer pH 4
2. Buka penutup plastic elektroda
3. Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi/ air bebas ion) dan keringkan dengan menggunakan kertas tisu
4. Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
5. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 7
6. Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogeny
7. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah
8. Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada disply berhenti berkedip
9. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 7, kemudian bilas dengan air DI beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu
10. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 4
11. Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogeny
12. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah
13. Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada disply berhenti berkedip
14. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 4, kemudian bilas dengan air DI beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu
15.
Pada layar bagian bawah akan muncul angka 7 dan angka 4 yang menunjukan
pH meter tersebut telah dikalibrasi dengan buffer pH 7 dan buffer pH 4
16. pH meter telah siap digunakan
- Pengukuran pH larutan
Setelah pH meter dikalibrasi maka pH meter
tersebut sudah siap digunakan. Biasanya kalibrasi disarankan dilakukan
setiap 1 kali sehari sebelum digunakan.
Cara pengukurannya adalah sebagai berikut
1. Siapkan sampel larutan yang akan di check pH-nya.
2.
Jika larutan panas, biarkan larutan mendingin sampai dengan suhunya
sama dengan suhu ketika kalibrasi. Contohnya jika kalibrasi dilakukan
pada suhu 20°C maka pengukuran pun dilakukan pada suhu 20°C.
3. Buka penutup plastic elektroda, bilas dengan air DI dan keringkan dengan menggunakan kertas tisu.
4. Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
5. Masukan elektroda kedalam sampel, kumudian putar agar larutan homogeny.
6. Tekan tombol MEAS untuk memulai pengukuran, pada layar akan muncul tulisan HOLD yang kelapkelip.
7. Biarkan sampai tulisan HOLD pada layar berhenti kelap-kelip.
8. Nilai pH yang ditunjukan pada layar adalah nilai pH larutan yang di check
9. Matikan pH meter dengan menekan kembali tombol ON/OFF
PEMELIHARAAN pH METER
pH meter harus dilakukan perawatan berkala untuk menjaga umur pakai dari alat tersebut. Pemeliharaannya meliputi :
a. Batere, penggantian batere dilakukan jika pada layar muncul tulisan low battery
b.
Elektroda, pembersihan elektroda bisa dilakukan berkala setiap minimal
satu minggu satu kali. Pembersihannya menggunakan larutan HCL 0.1N
(encer) dengan cara direndam selama 30 menit, kemudian dibersihkan
dengan air DI.
c. Penyimpanan, ketika tidak dipakai, elektroda
terutama bagian gelembung gelasnya harus selalu berada pada keadaan
lembab. Oleh karena itu penyimpanan elektroda disarankan selalu direndam
dengan menggunkan air DI. Penyimpanan pada posisi kering akan
menyebabkan membrane gelas yang terdapat pada gelembung elektroda akan
mudah rusak dan pembacaannya tidak akurat.
d. Suhu penyimpan. Ketika
disimpan, pH meter tidak boleh berada pada suhu ruangan yang panas
karena akan menyebabkan sensor suhu pada alat cepat rusak.